内容摘要：situs togel hoki Konferensi Perubahan Iklim PBB COP29 akan dimulai di AzerbaijanMinggu, 10 November 2024 17:13 WIBAng
toto group slot
Konferensi Perubahan Iklim PBB COP29 akan dimulai di Azerbaijan
Minggu,situs togel hoki 10 November 2024 17:13 WIB
Anggota delegasi berjalan di area pelaksanaan Konferensi Perubahan Iklim (COP29) di Baku, Azerbaijan, Sabtu (9/11/2024). Indonesia mengikuti konferensi yang digelar 11-22 November 2024 tersebut yang fokus membahas peningkatan kontribusi penurunan emisi ditentukan secara nasional (NDC), mengamankan pembiayaan iklim dan membangun ketahanan di area yang rentan terhadap perubahan iklim. ANTARA FOTO/Andika Wahyu/foc. (ANTARA/ANDIKA WAHYU)Istanbul (ANTARA) - Konferensi Para Pihak ke-29 pada Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (COP29) akan dimulai di ibu kota Azerbaijan, Baku, 11 November 2024.
Para pemimpin dari seluruh dunia akan berkumpul di Baku dalam acara yang akan berlangsung hingga 22 November 2024 dan bertujuan mengatasi tantangan peningkatan iklim itu.
"Dengan suhu global mencapai rekor tertinggi, dan peristiwa cuaca ekstrem yang memengaruhi orang-orang di seluruh dunia, COP29 akan mempertemukan para pemimpin dari berbagai pemerintah, bisnis dan masyarakat sipil untuk memajukan solusi konkret bagi isu yang menentukan zaman kita," menurut PBB, Minggu (10/11).
Menurut PBB, fokus utama COP29 adalah pada keuangan, karena triliunan dolar AS diperlukan banyak negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara drastis, melindungi kehidupan dan mata pencaharian dari dampak perubahan iklim yang semakin memburuk.
Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) adalah perjanjian multilateral yang ditetapkan pada 1992, menyusul laporan penilaian pertama oleh Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC).
Tujuan utama UNFCCC adalah menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca untuk mencegah campur tangan manusia yang berbahaya terhadap sistem iklim.
Sejak mulai berlaku pada 1994, UNFCCC telah menjadi landasan bagi negosiasi iklim global, yang menghasilkan perjanjian penting seperti Protokol Kyoto pada 1997 dan Perjanjian Paris pada 2015.
Saat ini, 198 para pihak berpartisipasi dalam pertemuan tahunan untuk menilai kemajuan dan menyusun tanggapan terhadap krisis iklim.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Indonesia ikut Konferensi Perubahan Iklim di Baku Azerbaijan Baca juga: Pakar sebut pemanasan global tingkatkan potensi terjadi badai intens Baca juga: Survei temukan ulama jadi tokoh yang paling dipercaya dalam isu iklim
